Salah Nalar
Kelompok 4 :
1. Azhari Adissy Putra ( 11113561 )
2. Andi Ikhsan Ferdiansyah ( 10113869 )
Salah Nalar
1. Azhari Adissy Putra ( 11113561 )
2. Andi Ikhsan Ferdiansyah ( 10113869 )
Salah Nalar
Berpikir
adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah
kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah,
mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan
ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian
yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika
bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan
tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan
dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena
itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu
pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila
pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam
logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai kesalahan
atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih
mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu
pegangan atau pedoman untuk pemikiran. Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau
simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar
disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.
Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau
fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan,
juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil
keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan.
Dalam
proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau
menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional,
kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1) Salah
nalar induktif, berupa :
a) kesalahan karena generalisasi yang terlalu
luas.
b) kesalahan
penilaian hubungan sebab-akibat.
c) kesalahan
analogi.
2) Kesalahan
deduktif dapat disebabkan :
a) kesalahan
karena premis mayor tidak dibatasi.
b) kesalahan
karena adanya term keempat.
c) kesalahan
karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1.Gagasan.
2.Pikiran.
3.Kepercayaan.
4.Simpulan
yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula
kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja
dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah
kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar.
Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya,
yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena
materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan,
pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut
sebagai salah nalar.
Macam-macam
Salah Nalar
Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam
berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam
berbahasaIndonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan.
Ada beberapa
macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
a) Deduksi
yang salah
Simpulan
dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau
tidak memenuhi persyaratan.
Contoh dari
Deduksi yang salah :
· Kalau
listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
·
Perekonomian Indonesia sangat berkembang.
b) Generalisasi
Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
jumlah premis yang
mendukung generalisasi
tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga
kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh
Generalisasi Terlalu Luas :
·
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais
sejati.
·
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
·
Ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau.
Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan
harga terjangkau.
c) Pemilihan
Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar
ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Pemilihan
Terbatas pada Dua Alternatif :
· Orang
itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
· Petani
harus bersekolah supaya terampil.
d) Penyebab
yang Salah Nalar
Salah nalar
ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya
pergeseran maksud.
Contoh
Penyebab yang Salah Nalar :
· Hendra
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
· Anak
wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
e) Analogi
yang Salah
Salah nalar
ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan
anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada
segi yang lain.
Contoh
Analogi yang Salah :
· Anto
walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
· Pada
hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana
kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti
mengendarai sepeda motor.
· Rektor
harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.
f) Argumentasi
Bidik Orang
Salah nalar
jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang
diembannya.
Contoh
Argumentasi Bidik Orang :
· Kusdi
kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi
bahasa Indonesia.
· Deliana
tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.
g) Meniru-niru
yang Sudah Ada
Salah nalar
jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan
kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh
Meniru-niru yang Sudah Ada :
· Kita
bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
· Saat
Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada
mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.
h) Penyamarataan
Para Ahli
Salah nalar
ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang
sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh
Penyamarataan Para Ahli :
·
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah
Ekonomi.
·
Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.
Salah
Nalar dalam Komunikasi
Salah
satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik,
ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali
terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam
penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurang cermatan
seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan
fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu
kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau
pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis
itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta
berupa pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika memang
bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk
kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan
berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya menjadi fakta dalam teks
berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis seharusnya langsung
mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.
Sebagai
contoh pernyataan salah nalar muncul di dua media cetak, Kedaulatan
Rakyat (24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo (25/3/09, hal B3) :
·
Pada Kedaulatan Rakyat, salah nalar muncul di alinea
ke-5 berita berjudul Golput Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini memuat
pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada saat keduanya
kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan
Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan Bintang).
Alinea ke-5
berita tersebut, yang hanya terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung
dan satu kalimat langsung berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang
golput. Alinea selanjutnya berisi topik lain yaitu tentang panwaslu.
Alinea ke-5
ditulis demikian:
Hal
senada diungkapkan Ketua Umum PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan
tindakan orang yang tidak bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.
·
Pada Koran Tempo salah nalar muncul pada berita
tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah nalar mulai di judul hingga di
tubuh berita. Judul berita suratkabar ini demikian: Pupuk Langka karena
Petani Belum Ikut Kelompok Tani.
Pada lead (memimpin), salah
nalar di judul dipertegas.
Kepala
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau
kesulitan petani dalam memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini
disebabkan masih banyak petani yang belum masuk kelompok tani.
Dengan
kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan selalu
efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan, kecermatan
salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk
itu dalam berkomunikasi kita hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang
mudah di mengerti oleh orang lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar
dalam berkomunikasi.
Saran
Komunikasi
yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau
kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan
dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan
nalar bagi pembaca atau penerima berita.
Lampiran istilah dalam bahasa Indonesia :
·
Silogisme
Cara
berpikir atau menarik simpulan yg terdiri atas premis umum,premis khusus, dan
simpulan.
·
Premis
Kalimat atau
proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.
·
Generalisasi
Kalimat atau
proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.
·
Alternatif
Pilihan di
antara dua atau beberapa kemungkinan.
·
Analogi
Persamaan
atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kiasan.
Komentar
Posting Komentar